Ketika membicarakan sebuah teknologi, kita
akan selalu dihadapkan dengan sebuah keterbatasan. Spektrum dan bandwidth merupakan sebuah keterbatasan
umum di dalam sistem telekomunikasi. Tapi, keterbatasan tidak selalu memberikan
dampak buruk karena hal ini akan terus mendorong lahirnya sebuah inovasi baru.
Salah satu bentuk inovasi dalam dunia
telekomunikasi adalah penggunaan serat optik. Teknologi ini mampu menggantikan
kabel tembaga sebagai media transmisi berkecepatan tinggi. Alhasil, kualitas
layanan pun berubah menuju ke arah yang lebih baik.
Meskipun sudah banyak dimanfaatkan, sampai
sekarang pengembangan serat optik masih dilakukan. Salah satu yang dikembangkan
adalah kapasitas transmisi atau dikenal dengan Wavelength Division Multiplexing (WDM).
Sejarah Pengembangan Wavelength Division Multiplexing (WDM)
WDM atau Wavelength Division Multiplexing adalah
teknologi multipleksing yang berguna dalam membawa beberapa sinyal informasi
(data, suara, dan gambar) dalam sebuah inti kabel serat optik. WDM membawa
sinyal informasi dengan penggunaan panjang gelombang cahaya yang berbeda-beda.
Konsep ini pertama
kali dimunculkan sekitar tahun 1970-an, dan pada 1978 sistem ini sudah berhasil
diimplementasikan. Namun, pada waktu itu muncul sebuah permasalahan baru. Hal
ini dikarenakan ke-nonlinearan serat optik dan efek dispersi menyebabkan
keterbatasan jumlah gelombang.
Pengembangan pun
terus dilakukan, sampai pada akhirnya WDM memiliki dua segmen, yaitu Dense dan Coarse. Cara kerja kedua teknik ini hampir mirip, hanya terdapat
perbedaan mendasar pada channel spacing dan area operasi panjang gelombangnya.
DWDM dan teknologi
CWDM pada serat optik memberi dampak yang sangat besar. Berikut ini adalah penjelasan singkat
mengenai kedua segmen WDM.
Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM)
DWDM merupakan
sebuah teknik transmisi, dimana cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda
dimanfaatkan sebagai kanal informasi. Setelah dilakukan proses multipleksing,
seluruh panjang gelombang tersebut akan ditransmisikan melalui sebuah sistem
serat optik.
Alasan utama
penggunaan DWDM sebagai jaringan telekomunikasi adalah kemampuannya untuk
mengakomodir ratusan panjang gelombang yang berbeda. Sehingga, setiap
perusahaan pelayanan telekomunikasi dapat memiliki jaringannya sendiri-sendiri.
Munculnya teknologi
DWDM menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi para penyedia layanan
telekomunikasi di berbagai negara. Sebab, para penyedia layanan dapat memiliki
jaringan tanpa harus susah payah membangun infrastruktur sendiri.
Teknologi ini mampu
diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi jarak jauh dan fleksibel
terhadap pertumbuhan trafik yang tidak terprediksi. Hal tersebut menjadi
keunggulan paling utama dari DWDM. Sayangnya, pengimplementasi DWDM pada daerah
padat penduduk membutuhkan banyak biaya. Sebagai alternatif, dibuatlah segmen
selain Dense, yaitu Coarse WDM.
Coarse Wavelength Division Multiplexing (CWDM)
Teknologi CWDM pada
serat optik digunakan untuk meningkatkan kapasitas informasi. CWDM bekerja
dengan cara mentransmisikan beberapa panjang gelombang yang berbeda melalui
serat optik. Teknik ini juga meningkatkan channel
spacing dan membuat area operasi panjang gelombang menjadi lebih ringkas.
Tujuan dari
dikembangkannya teknologi ini untuk menekan biaya operasi teknologi DWDM.
Hampir seperti DWDM, kemampuan CWDM juga bisa diterapkan secara point-to-point, chain, ring, dan mesh.
Teknologi CWDM pada
serat optik menjadi solusi yang baik dalam mengatasi kebutuhan spektrum dan bandwidth yang besar. Ini semua didasari
oleh penggunaan channel spacing sebesar
0.2 nm, yang dapat memangkas keperluan laser dan filter yang harganya jauh
lebih mahal.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar